Selasa, 06 November 2012


“Negeri ini pernah terkoyak-koyak. Lalu merangkak bangkit. Namun terus berlanjut: terkoyak, merangkak, berjalan, terkoyak, merangkak, berjalan.. Perjalanan tak berujung penuh duri-duri yang menggoreskan jejak luka.
Namun bukankah memang demikian sebuah perjalanan? Apapun yang terjadi, perjalanan tetaplah sebuah perjalanan. Dan kita mengarungi perjalanan ke masa depan, dengan menyimpan harapan meski mungkin lamat-lamat.
Enam pemimpin negeri telah mengiringi perjalanan ini. Tak ada memang yang sempurna. Toh, perjalanan ini milik kita semua, bukan milik mereka berenam semata. Mereka dapat berhenti di mana saja, sekadar ngopi, lalu melanjutkan perjalanan, atau lalu melambaikan tangan perpisahan kepada kita yang melanjutkan perjalanan ini.
Kita boleh menoleh kepada mereka sebentar, sekadar membalas lambaian tangan perpisahan itu. Namun, berhubung ini perjalanan, kepala kita harus kembali mengarah ke depan. Karena dalam perjalanan masih akan selalu ada duri yang menghadang. Dan, kita perlu mengantisipasinya agar sesedikit mungkin terkoyak dan terluka lagi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar